PERCAYA DIRI ADALAH SIKAP SIMPATI DAN SIKAP EMPATI PADA DIRI KITA

Manusia adalah makluk yang tercipta oleh Allah Swt atas dari jutaan Emosi dan Ekspresi. Diantara jutaan emosi dan ekspresi itu, terselip Empati dan Simpati di dalamnya. Semua manusia memiliki Empati untuk merasakan dan berbagi

Simpati adalah melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan menggunakan cara yang menurut kita baik, menurut kita menyenangkan, menurut kita benar

Empati adalah termasuk kemampuan untuk bisa merasakan keadaan emosional orang lain, sedangkan merasa simpatik adalah mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan dengan Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat pagi selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati kepada seseorang.

Yang mana Empati itu sendiri mirip dengan perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh bila sahabat kita orang tuanya sakit atau meninggal, kita sama-sama merasakan kehilangan.

Empati, adalah melakukan sesuatu hal kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan, yang menurut orang lain itu benar. Jadi, apa yang menurut Anda suatu kebaikan, bisa saja sebenarnya malah mengganggu orang lain.

Dunia yang semakin global Kemiskinan kebodohan dan ekonomi pasar yang penuh dengan persaingan ketat membuat tenggang rasa dan empati sosial masyarakat semakin rendah hal Itu kenapa seringkali terjadi konflik sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat mencegah meluasnya dan meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah mensosialisasikan rasa empati sejak dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang mampu membentengi patologi sosial yang terus menjadi permasalahan kemiskinan khususnya masyarakat Indonesia.

Banyak segi positif bila kita mengajarkan berempati. Mereka tidak akan agresif dan senang membantu orang lain. Selain itu empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa empati adalah keharusan seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Oleh karena itu, setiap orang kita  semua wajib menduplikasikan rasa empati kepada kita semua pada sesamanya

Terkadang aku bisa menangis karena bahagia
Aku tersenyum untuk mensyukuri nikmat lainnya walau ada duka yang tengah mendera dalam dada
Dan terkadang pula, aku bisa tertawa untuk menutupi luka hati yang tak bisa kujelaskan dengan kata-kata

Allah, hanya Allah yang Maha Tau

Ada rindu disini, dihati yang kotor ini
Ada rasa sayang disini, dihati yang rapuh ini
Ada juga banyak harapan disini, dihati yang kian melemah ini
Rindu, cinta, dan harap hanya kugantungkan padaNya atas segala rasa yang tengah berada dalam hati

Yakinlah pada diri bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan hal hal yang merusak

Jangan berjaya di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang lain

Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina

Jangan cepat percaya kepada berita tidak baik yang menyangkut paut mengenai teman kita sebelum dipastikan kebenarannya

Bukanlah matahari yang membuat di bumi ada siang dan malam..

Perputaran bumilah yang menyebabkan silih bergantinya ada siang dan malam