SELAMAT DATANG DI BLOG BAPAK ASMURANSYAH SEMOGA BERMANFAAT SEMOGA TETAP SEMANGAT SALAM JIWA KORSA KOMANDO

Senin, 26 Agustus 2013

JADILAH DIRI SENDIRI DENGAN TAMPIL APA ADANYA

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.
Mengenal diri sendiri dan hargailah diri sendiri:


Jika ada orang bicara mengenai kita di Belakang, itu adalah tanda bahwa kita sudah ada di DEPAN.

Saat orang bicara Merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yang LEBIH TINGGI.

Saat orang bicara dengan N
ada Iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh LEBIH BAIK dari mereka.

Saat orang bicara buruk mengenai kita, padahal kita tidak pernah Mengusik kehidupan mereka,


itu adalah tanda bahwa kehidupan kita sebenarnya LEBIH INDAH dari mereka.


Payung tidak dapat menghentikan Hujan tapi dapat membuat kita Berjalan menembus hujan untuk Mencapai Tujuan.

Jangan hiraukan mereka yang menjelekkan dirimu. Siapa dirimu hanya kamu yang tau, hanya kamu yang menentukan, bukan mereka!
Menjadi yang “TERBAIK” lebih penting drpd menjadi yang “PERTAMA”.


Jangan terlalu tergantung pada orang lain, kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan, hanya terkadang kamu tidak mempercayainya..

Jangan tangisi : orang yang telah mengkhianatimu. Bersyukurlah, karena Tuhan telah menunjukkan bahwa dia bukan orang yang tepat bagimu.

Jangan buang energimu untuk membalas, hukum alam lebih mengerikan.

Jangan lari dari masalah, mereka akan selalu menghampirimu. Yang harus kamu lakukan adalah: pelajari cara mengatasinya.

Jangan remehkan dirimu sendiri.
Kamu terlahir dengan banyak talenta, Manfaatkanlah. Mereka adalah jembatan menuju kebahagiaanmu.

Sesuatu yang dimulai dgn kebaikan akan menghasilkan kebaikan. Namun jika hasilnya belum baik, maka itu bukanlah akhir.

Rasa iri merugikanmu. Luangkan waktu untuk bersyukur atas segala hal yang kamu miliki. Kamu terbaik dgn caramu sendiri.

Hidup selalu punya banyak hal untuk membuatmu jatuh. Namun, apa yang benar benar bisa membuatmu jatuh adalah sikapmu sendiri.

Jangan pernah berpikir kamu bukan siapa siapa, karena kamu tak pernah tau bahwa "ada seseorang yang berpikir kamu adalah segala- galanya"


Jangan pikirkan mereka yang membencimu, karena mereka hanya iri atas pribadimu yang lebih baik. Abaikan mereka & teruslah melangkah.

Saya tidak bangga karena kesalahan saya. Tapi saya bangga karena saya dapat belajar dari kesalahan saya.

Semua orang punya kelebihan & kekurangan, tapi jika kita tidak bisa menerima kekurangan kita, berarti kita tidak menghargai diri sendiri..
Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.
Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.

Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang.
Berani Menertawakan Diri Sendiri
Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovey & Mayer (1990) – pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman – merangkumnya menjadi lima aspek berikut ini :
a. kesadaran diri (self awareness)
b. mengelola emosi (managing emotions)
c. memotivasi diri sendiri (motivating oneself)
d. empati (emphaty) dan
e. menjaga relasi (handling relationship)
Seperti halnya Peter dan Salovey, pada mulanya Daniel Goleman pun menyebut 5 dimensi guna mengembangkan kecerdasan emosi yaitu :
a. Penyadaran Diri
b. Mengelola Emosi
    c. Motivasi Diri
    d. Empati dan
    e. Ketrampilan Sosial

Dalam buku terbarunya yang membahas kompetensi EQ, “The emotionally Intelligent Workplace” Goleman menjelaskan bahwa perilaku EQ tidak bisa hanya dilihat dari sisi setiap kompetensi EQ melainkan harus dari satu dimensi atau setiap cluster-nya. Kemampuan penyadaran social (social awareness) misalnya tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata melainkan juga pada kemampuan untuk berorientasi pelayanan dan kesadaran akan organisasi. Dikatakannya pula ada kaitan antara dimensi EQ yang satu dengan lainnya. Jadi tidaklah mungkin memiliki ketrampilan sosial tanpa memiliki kesadaran diri, pengaturan diri maupun kesadaran sosial.

Beberapa cara yang dipaparkan di atas,  ada beberapa yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional yang terdapat dalam artikelnya Mocendink, yaitu:
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar